Buku favorit saya selain Sakinah Bersamamu, sungguh membuat saya sadar betapa beruntungnya saya menjadi seorang istri dari seorang yg luar biasa, ibu dari seorang putra yang aktif dan lincah, and now we are waiting for our 2nd child on July (EnshaAllah...)
*salah satu potongan kisah di halaman 18:
Guruku mengatakan, coba tatap wajah suami di saat tidur.
Pikirkan, seseorang yang tidak ada hubungan darah dengan kita, tiba-tiba
sekarang berjuang untuk kita. Mencari nafkah, membahagiakan kita.
Nasihat yang sering aku terapkan. Menatap wajah suami dan anak ketika
tidur, membuat hati dilimpahi rasa sayang.
Ingin aku menjadi
istri sempurna bagi suamiku di setiap saat. Yang selalu siap
melayaninya, menyiapkan segala keperluannya, memasakkan makanan paling
enak untuknya, menjadi sahabatnya, menjadi kekasihnya, menjadi istri dan
ibu dari anaknya, menjadi penggembiranya, menjadi penyemangatnya. Namun
ternyata kemampuanku terbatas. Pernah aku menangis di hadapannya,
menyesali ketidakmampuanku menjadi seorang istri yang sempurna. Tapi
suaranya yang tenang mendamaikanku. "Bunda sudah berbuat yang terbaik,
tidak perlu jadi sempurna, yang penting kan sudah berusaha. Yang penting
kan ayah bahagia. Ayah tidak menuntut lebih dari Bunda." (dicuplik dari komen sist Qonita Salsabila, tapi ini bener2 terjadi pada kehidupan saya)
Trimakasih mbak Asma Nadia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar