Jumat, 04 Januari 2013

Muhasabah cinta seorang istri (Asma Nadia)

Buku favorit saya selain Sakinah Bersamamu, sungguh membuat saya sadar betapa beruntungnya saya menjadi seorang istri dari seorang yg luar biasa, ibu dari seorang putra yang aktif dan lincah, and now we are waiting for our 2nd child on July (EnshaAllah...)

*salah satu potongan kisah di halaman 18:

Guruku mengatakan, coba tatap wajah suami di saat tidur. Pikirkan, seseorang yang tidak ada hubungan darah dengan kita, tiba-tiba sekarang berjuang untuk kita. Mencari nafkah, membahagiakan kita. 


Nasihat yang sering aku terapkan. Menatap wajah suami dan anak ketika tidur, membuat hati dilimpahi rasa sayang.
Ingin aku menjadi istri sempurna bagi suamiku di setiap saat. Yang selalu siap melayaninya, menyiapkan segala keperluannya, memasakkan makanan paling enak untuknya, menjadi sahabatnya, menjadi kekasihnya, menjadi istri dan ibu dari anaknya, menjadi penggembiranya, menjadi penyemangatnya. Namun ternyata kemampuanku terbatas. Pernah aku menangis di hadapannya, menyesali ketidakmampuanku menjadi seorang istri yang sempurna. Tapi suaranya yang tenang mendamaikanku. "Bunda sudah berbuat yang terbaik, tidak perlu jadi sempurna, yang penting kan sudah berusaha. Yang penting kan ayah bahagia. Ayah tidak menuntut lebih dari Bunda." (dicuplik dari komen sist Qonita Salsabila, tapi ini bener2 terjadi pada kehidupan saya)


Trimakasih mbak Asma Nadia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar